22
SANG DOMBA
“ Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4:8)
“Allah itu besar.” (Ayub 36:26)

Allah yang adalah kasih menginginkan hubungan yang dekat dengan orang-orang-Nya. Sifat alami Allah yang suka berhubungan sosial diungkapkan dalam kitab pertama Kitab-Nya.

Allah menciptakan Adam dan Hawa “menurut gambar-Nya” supaya Dia bisa berhubungan dengan mereka. (Kejadian 1:27)  Tema “Allah beserta kita” 1 terus ada sampai kitab terakhir Kitab Allah ketika orang-orang yang ditebus-Nya “akan melihat wajah-Nya” dan bersama-Nya selamanya. (Wahyu 22:4) Mereka, yang tidak bisa melihat ini, tidak mengerti tema inti dari Kitab Allah.

Allah yang hebat dapat melakukan segala sesuatu yang ingin dilakukan-Nya.

“Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku?” (Yeremia 32:27)

Tidak ada satu monoteis pun yang menyatakan bahwa Allah tidak bisa menjadi manusia jika Dia menginginkannya. Jika ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan Yang Maha Kuasa (selain bertolak belakang dengan diri-Nya sendiri), maka Dia bukan setingkat dengan Allah.

Pertanyaannya bukan: Dapatkah Allah menjadi manusia?

Tapi: Apakah Allah memilih untuk menjadi manusia?

TABERNAKEL ALLAH YANG SESUNGGUHNYA

Seribu lima ratus tahun setelah Allah memerintahkan bangsa Israel untuk membangun kemah tabernakel yang unik supaya Dia bisa diam di tengah-tengah mereka (Keluaran 25:8), Kitab Suci menyatakan:

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:1,14)

Kata-kata yang diterjemahkan menjadi “diam di antara kita” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mendirikan tenda atau tabernakel.” Secara harafiah bisa diterjemahkan “Dia mendirikan tenda-Nya di antara kita.” Kitab Suci menggambarkan tubuh manusia sebagai “kemah” atau “bait Allah” tempat berdiam jiwa dan rohnya. 2 Seperti yang sudah kita pelajari dalam bab enam belas, Anak Allah yang kekal dilahirkan sebagai bayi laki-laki. Tubuh manusianya adalah tenda tempat yang dipilih-Nya untuk berdiam.

Pada jaman Musa, struktur tabernakel tempat Allah menempatkan Hadirat-Nya yang mulia dan bercahaya ditutupi kulit binatang. Tapi dalam Tubuh Yesus, Hadirat Allah yang mulia dan bercahaya ditutupi kulit manusia. Murid-murid-Nya berkata, “kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa!”

Kitab Suci menyatakan bahwa Yesus adalah kemah suci yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia” (Ibrani 8:2)

Pada masa Perjanjian Lama tabernakel dan kemudian bait Allah adalah tempat dimana pendosa bisa mempersembahkan korban hewan untuk menutupi dosa mereka. Ketika Yesus sebagai anak kecil dan yang kemudian tumbuh menjadi dewasa, Dia sering mendatangi bait Allah di Yerusalem tapi kita tidak pernah membaca Dia memberikan korban persembahan penebus dosa. Mengapa tidak? Dia tidak berdosa. Yesus telah “menyatakan diri-Nya ... untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.(Ibrani 9:26).  Dia akan menjadi korban persembahan dan salib buatan bangsa Roma akan menjadi altarnya.

Yesus adalah realitas dibalik simbol-simbol.

Allah telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia.” (1 Timotius 3:16)

Suatu ketika Yesus sedang berdiri di dekat bait Allah besar di Yerusalem dan memberi tahu sekelompok orang:

“‘Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.

Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: ‘Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?’

Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.” (Yohanes 2:19-22)

Orang Yahudi tidak mengerti bahwa “bait Allah” yang dibicarakan Yesus adalah tubuh-Nya. Mereka berpikir Yesus sedang bicara tentang bait Allah besar di Yerusalem. Tapi hadirat Allah yang mulia dan bercahaya tidak lagi berada di Kemah Suci dalam tempat ibadah buatan manusia itu.

Sekarang ada dalam “tempat ibadah” tubuh Yesus.

Di akhir pelayanan-Nya di dunia Yesus memperbolehkan tiga orang murid-Nya untuk menjadi saksi kemuliaan Allah yang bersinar.

“Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.

Dan tiba-tiba ... turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata:

Inilah Anak yang Kukasihi,

kepada-Nyalah Aku berkenan,

dengarkanlah Dia.’”

(Matius 17:1-5)

Cahaya Allah yang bersinar terang dan murni yang menyebabkan malaikat di surga menutupi wajah mereka sekarang berada dalam Yesus. Hadirat kemuliaan yang berdiam dalam Kemah Suci tabernakel dan bait Allah sekarang berdiam dalam Yesus.

Awan terang yang pernah menaungi tabernakel sekarang menaungi tempat dimana Yesus berdiri.

Yesus adalah Hadirat Allah yang terlihat di dunia.

Kemuliaan Anak Allah yang bersinar terang ini diiringi dengan perkataan Bapa dari surga:

“‘Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.’”

Allah serius dengan perkataan-Nya.

Seribu tahun sebelum Anak Allah menjadi Anak Manusia, nabi Daud menulis, “Ciumlah kaki-Nya dengan gemetar, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murka-Nya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Nya.” (Mazmur 2:12)

“Ciumlah kaki-Nya” berarti hormatilah Sang Anak.

Dari waktu ke waktu saya melihat orang mencium kepala dan tangan pemimpin agama - orang berdosa yang tak berdaya sama seperti mereka. Saya melihat orang yang sama melakukan perjalanan rohani untuk menghormati orang-orang yang tubuhnya kembali pada tanah. Padahal Allah telah mengumumkan kepada dunia “supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. ... sebab Bapa mengasihi Anak.(Yohanes 5:23, 20)

SANG PELOPOR

 Yesaya adalah satu dari dua nabi yang menulis tentang orang terpilih istimewa yang akan “persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN.” (Yesaya 40:3) Pelopor itu adalah Yohanes, anak Zakaria. 3 Nabi-nabi sebelumnya menyatakan, “Allah akan mengutus Mesias ke dalam dunia,” tapi Yohanes mempunyai kehormatan yang berbeda untuk mengabarkan, “Mesias yang dijanjikan, TUHAN sendiri, ada disini!”

“Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: ‘Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!’ Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: ‘Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.’” (Matius 3:1-3)

PERTOBATAN

Untuk mempersiapkan orang-orang akan kedatangan TUHAN, Yohanes menyampaikan sebuah pesan sederhana.

“Bertobatlah!”

Kata bertobat berasal dari bahasa Yunani metanoeo yang terdiri dari dua bagian: meta dan noeo. Bagian pertama berarti “gerakan” atau “perubahan”. Bagian kedua berarti pikiran. Karena itu arti mendasar dari bertobat adalah perubahan dalam pikiran; mengganti pikiranmu yang salah dengan pikiran yang benar.

Pengertian “bertobat” dalam konteks sehari-hari, misalnya saya ingin bepergian dengan menggunakan bis dari satu kota ke kota lain - misalnya dari Beirut ke Amman. Saya naik bis yang saya percayai adalah bis yang benar dan setelah duduk dengan nyaman, saya tidur. Beberapa saat kemudian ketika bis sedang berjalan cepat di jalur bebas hambatan, saya menyadari bahwa bis ini tidak mengarah ke selatan ke Amman tapi ke utara ke Istanbul! Apa yang harus saya lakukan?

Saya mempunyai dua pilihan:

Karena terlalu sombong untuk mengakui kesalahan, saya akan tetap diam dalam bis itu dan berakhir di tujuan yang salah.

Atau, saya akan merendahkan diri saya dan bertobat, yaitu mengubah pikiran, mengakui bahwa saya telah memilih bis yang salah. Kesungguhan atas pertobatan saya menjadi jelas ketika saya turun di perhentian berikutnya dan naik ke dalam bis yang benar.

Pertobatan yang sesungguhnya membawa manusia untuk berbalik dari kesalahan dan mempercayai kebenaran.

Pertobatan dapat dibandingkan dengan dua sisi dari mata uang logam.

Satu sisi bertuliskan: BERTOBAT!

Sisi lain bertuliskan: PERCAYA!

Kedua sisi itu adalah bagian dari kebenaran yang sama:

“ ... bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.” (Kisah Para Rasul 20:21)

Bertobat berarti mengubah pikiran tentang apa yang kamu percayai tentang keselamatan. Percaya berarti beriman pada persyaratan Allah tentang pertobatan.

Tidak ada kepercayaan yang benar-benar tanpa pertobatan.

Karena itu pesan nabi Yohanes menjadi seperti ini: “Bertobatlah dari pikiranmu yang salah! Akuilah bahwa kamu tidak dapat menyelamatkan dirimu sendiri dan terimalah Raja Mesias yang dijanjikan dari Surga! Dia telah datang untuk membebaskanmu dari musuh-musuh terburukmu - jika kamu berhenti mempercayai diri sendiri dan mulai percaya kepada-Nya!”

Mereka, yang mengakui keberadaan mereka yang berdosa di hadapan Allah, dibaptis oleh Yohanes di sebuah sungai. Karena itulah Yohanes dikenal dengan sebutan Yohanes Pembaptis. Dibaptis dalam air tidak pernah bisa dan tidak akan bisa menghapuskan dosa. Dimasukkan ke dalam sungai adalah cara manusia menyatakan ke luar bahwa di dalam mereka telah menerima pesan Allah tentang Mesias yang datang untuk membersihkan keadaan tercemar para pendosa yang bertobat dan menjadi percaya.

YANG TERPILIH

 Di awal pelayanan-Nya di dunia Yesus datang kepada Yohanes untuk dibaptis di Sungai Yordan. Mesias tak berdosa sehingga tidak perlu bertobat dari apapun tapi dengan dibaptis dia menyatakan diri-Nya sebagai anggota umat manusia yang akan dibebaskan-Nya.

Kejadian yang mengikuti pembaptisan Yesus adalah kejadian yang takkan pernah dilupakan. Kejadian itu memperlihatkan kesatuan dan keagungan kompleks dari satu Allah yang benar.

“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari surga yang mengatakan: ‘Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.’” (Matius 3:16-17)

Sama seperti hari pertama penciptaan, kalimat ini mengungkapkan Kehadiran Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tapi dalam titik sejarah kunci ini Allah mengungkapkan kesatuan-Nya yang jamak dengan lebih jelas. Dalam penjelajahan Kitab Suci, ini adalah salah satu saat dimana penjelajah perlu berhenti, membayangkan kejadiannya, dan merenungkannya.

Kejadiannya seperti ini. Di bawah langit yang dramatis dan bersinar, Anak Allah (Firman yang menciptakan langit dan bumi) berjalan keluar dari sungai. Di saat yang sama Roh Allah (Roh yang melayang-layang di atas permukaan air di hari pertama penciptaan) turun dari surga, melayang-layang, dan diam di atas Yesus dalam bentuk merpati. Dan akhirnya, suara Allah Bapa terdengar dari surga: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”

Selama tiga puluh tahun sebelumnya Yesus hidup tanpa diperhatikan orang di keluarga miskin di sebuah kota Nazaret. Walaupun dia tidak terkenal di masyarakat, sepanjang waktu Bapa di Surga memperhatikan Anak-Nya yang terkasih. Dan sekarang kita mendengar pernyataan Allah tentang kehidupan Yesus: “Aku berkenan.”

Allah tidak bisa mengatakan itu kepada manusia lain. Hanya Yesus yang berkenan bagi-Nya dalam segala hal - baik yang terlihat maupun yang tidak. Sebagai Anak yang dari Surga, Dia suci, tak cemar, dan layak untuk melakukan hal yang menyebabkan Dia datang ke dunia. Dia adalah Mesias - Yang Diurapi - Yang Terpilih oleh Allah. Allah mengurapi-Nya bukan dengan minyak (seperti yang dilakukan kepada para imam dan raja 4) tapi dengan Roh Kudus-Nya sendiri.

“Tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa. ...” (Kisah Para Rasul 10:38)

Yesus adalah Dia yang dinubuatkan oleh para nabi.

DOMBA ALLAH

“Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata, ‘Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.’” (Yohanes 1:29)

Pernyataan rasul Yohanes dipenuhi arti,

  • Lihatlah Anak domba Allah ...”

Pendengar Yohanes mengerti apa arti “anak domba”. Sejak ada dosa manusia mulai mengorbankan anak domba sebagai korban penghapus dosa. Selama lima belas abad yang panjang anak domba telah dikorbankan setiap pagi dan malam di atas altar yang berkobar. Sekarang hadir Anak Domba Allah sendiri. Dua ribu tahun sebelumnya Abraham memberi tahu anaknya, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya” (Kejadian 22:8) Allah memang ingin menyediakan pengganti untuk mati menggantikan anak Abraham, bukan “anak domba” tapi “domba jantan”. (Kejadian 22:13)“Anak domba” dalam nubuat Abraham adalah Mesias. Maksud Abraham adalah Kristus Yesus. Karena itulah Yesus berkata, “Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita” (Yohanes 8:56)

  • “ ... yang menghapus dosa ...”

Sejak jaman Adam darah hewan tak bersalah secara simbolis menutup dosa orang-orang yang percaya kepada Allah dan rencana-Nya tapi yang akan dilakukan-Nya dengan kedatangan-Nya berbeda. Dia akan menghapuskan dosa - sepenuhnya dan selamanya.

  • “ ... dunia !”

Di masa lalu pertumpahan darah untuk menghapus dosa telah dilakukan atas nama seseorang, keluarga atau bangsa. Tapi darah Yesus akan tersedia sebagai pembayaran yang penuh dan terakhir bagi pendosa di seluruh dunia atas dosa yang dilakukan di masa dulu, sekarang, dan nanti.

Apakah Anak Domba Allah menghapus dosa dunia berarti setiap orang yang dilahirkan secara otomatis diampuni Allah? Tidak. Sejak masuknya dosa ke dalam umat manusia, Allah selalu mensyaratkan iman pribadi kepada-Nya dan persyaratan-Nya. 5

“Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” (Yohanes 1:11-12)

BAYANGAN DAN SIMBOL

Di masa lampau setiap anak domba tak bercacat cela dikorbankan untuk dosa sebagai bayangan saja dari keselamatan yang akan datang” (Ibrani 10:1)  

Jangan bingung antara bayangan dengan benda yang menghasilkan bayangan. Jika kamu melihat ke tanah ketika seorang teman berjalan ke arahmu, kamu mungkin bisa melihat bayangannya sebelum kamu melihat temanmu tapi ketika dia berdiri di depanmu, bukankah kamu akan berbicara kepadanya sambil melihatnya dan bukan melihat bayangannya?

Korban persembahan dalam Perjanjian Lama adalah bayangan yang dirancang Allah sebagai gambaran dan pernyataan akan kedatangan Mesias. Allah ingin kita melihat dan mendengar-Nya.

“Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Karena itu ketika Ia [Mesias] masuk ke dunia, Ia berkata: ‘Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki - tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku - Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.’ Lalu Aku [Mesias] berkata: ‘Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.’ ... Yang pertama Ia hapuskan [pengorbanan hewan] supaya menegakkan yang kedua [pengorbanan diri-Nya sendiri]. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.” (Ibrani 10:4-7, 9-10)

Korban darah hewan hanyalah simbol persyaratan utama Allah. Hewan tidak diciptakan menurut rupa Allah. Nilai seekor anak domba tidak sama dengan nilai seorang manusia. Sama seperti kamu tidak bisa menjadikan mobil-mobilan sebagai alat pembayaran untuk tukar tambah sebuah mobil, darah anak domba juga tidak bisa dijadikan pembayaran atas hutang dosa manusia. Diperlukan korban yang sesuai atau lebih besar.

Yesus, Domba Allah, datang untuk menyediakan korban.

PEMBUAT RENCANA YANG KURANG BAIK?

Dua tahun yang lalu saya bertulis surat dengan seorang dokter filosofi. Sebagai tanggapan atas pernyataan bahwa Yesus datang untuk “menghapuskan dosa dunia,” dia menulis:

Subject: Tanggapan Dari E-Mail

Bagaimana dengan orang-orang yang lahir dan mati sebelum Allah memutuskan untuk menciptakan sandiwara ini 2000 tahun yang lalu? Sepertinya Allah orang Kristen adalah pembuat rencana yang kurang pandai dan pemikir yang lamban karena perlu waktu ribuan, kalau bukan jutaan, tahun untuk menemukan cara mengampuni ‘dosa’ manusia.

Sepertinya orang ini, yang sekarang sudah meninggal, tidak mengerti arti dibalik jutaan pengorbanan anak domba dan ratusan nubuat yang semuanya mengacu pada satu waktu ketika Mesias akan menanggung hukum dosa manusia - di masa lalu, sekarang, dan nanti. Sejak awal rencana pertolongan Allah mencakup pembayaran atas “dosa-dosa yang telah terjadi dahulu ... menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini” (Roma 3:25-26)

Allah mengampuni pendosa sebelum masa Kristus seperti Dia mengampuni pendosa jaman sekarang - dengan iman atas janji dan persediaan Allah.

Tentu saja ada perbedaan.

Orang percaya yang hidup sebelum jaman Kristus Yesus telah ditutup dosanya. Hanya setelah Yesus mencurahkan darah-Nya dan mengalahkan maut maka hutang pendosa dapat selamanya dibatalkan dari kitab catatan.

Sebelum Yesus, Anak Domba Allah, datang ke dunia, manusia yang mempersembahkan hewan korban di atas altar terlihat seperti seorang pebisnis yang sedang berjuang untuk mendapatkan pinjaman dari bank.

Seorang teman yang kaya setuju untuk sama-sama menandatangani pinjaman, berjanji akan membayarkan hutang jika si pebisnis gagal mengembalikan uang pinjaman. Setiap tahun si pebisnis gagal membayar pinjamannya dan menumpuk hutang yang semakin banyak. Dan setiap tahun pula temannya yang kaya itu menandatangani surat lain di bank untuk menutupi hutang si pebisnis yang sedang berjuang itu. Apa yang menyebabkan pebisnis gagal itu tidak bankrut dan masuk penjara? Hutangnya ditutup oleh surat garansi dari temannya yang kaya dan dapat dipercaya itu.

Hewan korban dalam Perjanjian Lama adalah “surat garansi” para pendosa, yang sementara diterima oleh Allah. Pencatat Buku alam semesta, yang selalu menghormati kontrak-Nya dan menyeimbangkan buku-Nya, berjanji untuk menerima darah hewan tak bersalah sebagai penutup dosa. Tapi darah hewan tidak dapat membatalkan hutang dosa manusia yang semakin menumpuk. Dengan darah hewan “setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa” (Ibrani 10:3-4)

Dosa adalah masalah serius yang hanya bisa dihapuskan oleh curahan darah Anak Allah yang kekal. Yesus, Anak Domba Allah, datang untuk membayar lunas hutang dosa manusia.

Bagaimana menurut mu?

Apakah Allah “seorang pembuat rencana yang kurang pandai dan pemikir yang lambat?” Atau apakah nabi Yohanes dan pengikut-pengikutnya mempunyai alasan yang tepat dengan menyatakan bahwa Yesus orang Nazaret adalah Mesias ... yang ditulis oleh Musa dalam hukumnya dan oleh para nabi” dan sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia?” (Yohanes 1)

Pencipta kita, Pembuat Rencana Terbaik, tidak pernah mempunyai rencana lain dalam mengatasi masalah dosa manusia. Dilihat dari sudut pandang kekekalan-Nya, Anak-Nya yang terkasih selalu dan akan menjadi:

“ ... Anak Domba disembelih

... sejak dunia dijadikan.” (Wahyu 13:8)


1. Salah satu gelar TUHAN dalam Kitab Suci adalah Imanuel, yang secara harafiah berarti “Allah menyertai kita” (Yesaya 7:14; Matius 1:23).

2. 2 Korintus 5:1-4; 1 Korintus 6:19; 2 Petrus 1:13-14; Efesus 2:21

3. Yesaya 40:3-9; Maleakhi 3:1; Lukas 1; Yohanes 1

4. Dalam Kitab Suci, jika seseorang dipilih oleh Allah untuk menjadi imam atau raja maka seseorang
yang diberi wewenang, seorang nabi misalnya, akan mengurapinya dengan minyak untuk menunjukkan bahwa dia telah dipilih Allah untuk suatu tugas tertentu. Allah mengurapi Anak-Nya dengan Roh Kudus. Dalam Kitab Suci minyak sering digunakan sebagai lambang Roh Kudus. Catatan: Seperti ketiga Orang dari ketuhanan terlibat dalam perbuatan penciptaan, Bapa, Anak, dan Roh Kudus juga terlibat dalam perbuatan penebusan.

5. “Orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya(Habakuk 2:4). Pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus dengan kedatangan-Nya ke dunia cukup untuk “menghapus dosa dunia,” tapi itu hanya berlaku bagi mereka yang percaya bahwa pengorbanan Yesus adalah untuk mereka. Kebenaran ini dijelaskan oleh program radio “Way of Righteousness” (Jalan Kebenaran) di Senegal (www.twor.com; www.lesprophetes.com). Dalam siarannya pendengar ditawarkan salinan Ayat-ayat gratis. Semua orang yang menulis surat dan memintanya, mereka akan mendapatkannya dengan gratis. Apakah tawaran ini berlaku untuk semua orang yang mendengarkannya? Ya. Apakah semua pendengar menulis surat meminta salinan Ayat-ayat gratis? Tidak. Kebanyakan orang tidak mengambil kesempatan ini. Sama halnya dengan Allah yang menyediakan pengampunan dan kehidupan kekal bagi semua orang melalu pengorbanan Anak-Nya yang cukup bagi semua. Tapi hanya sebagian kecil keturunan Adam yang menerima tawaran Allah. Lihat Lukas 14:15-24.