21
LEBIH BANYAK DARAH YANG TERCURAH

Marilah kita jujur kepada diri sendiri.

Jika menyangkut kebenaran spiritual, kita adalah murid yang lamban.

Allah tahu itu.

“Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari pernyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.” (Ibrani 5:12)

Aduh!

Karena kasih setia-Nya, Allah adalah guru yang paling sabar, Dia mengulang dan menyatakan lagi kebenaran mendasar yang seharusnya sudah kita pelajari sejak dulu. Untuk membantu kita, Dia telah memasukkan ratusan cerita dalam Kitab-Nya untuk menggambarkan salah satu kebenaran terpenting:

“Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.” (Ibrani 9:22)

Pengampunan dosa tidak pernah menjadi hal yang sederhana bagi Sang Pencipta yang sangat suci. Sejak dosa masuk ke dalam dunia, Allah mulai mengajar pendosa bahwa hanya melalui darah korban yang pantas yang bisa mendamaikan (menutup) dosa. Begitulah cara Tuhan, Hakim yang Adil, menghukum dosa tanpa menghukum pendosanya.

TUHAN menolak usaha Adam dan Hawa untuk menutupi dosa mereka sendiri. Tanpa dibayar dengan kematian, Allah tidak akan mengampuni dosa. Cerita Kain dan Habel mengajar kita hal yang sama. Begitu juga dengan cerita Abraham dan Ishak.

Kitab-kitab dalam Perjanjian Lama setelah Kitab Kejadian dan Kitab Imamat, dipenuhi dengan cerita-cerita tentang manusia yang tunduk pada hukum korban penghapus dosa. 1

“AKU AKAN MELEWATI”

Kitab Keluaran menceritakan tentang Allah mengatur keturunan Abraham untuk menjadi sebuah bangsa seperti yang dijanjikan-Nya.

Melalui serangkaian kejadian ilahi yang telah Allah nubuatkan kepada Abraham, 2 keturunan Israel menjadi budak Firaun Mesir. Allah berjanji membebaskan mereka dari perbudakan dan dalam prosesnya, memberi tahu dunia “gambaran” rencana-Nya untuk menyelamatkan keturunan Adam dari perbudakan dosa.

Inilah cerita tentang Paskah.

Sekitar tahun 1490 SM TUHAN mengirimkan sepuluh tulah mematikan ke tanah Mesir melalui perkataan Musa. Sembilan tanda ajaib - dimana TUHAN menantang dan mengalahkan allah-allah palsu yang dipercaya oleh Mesir - tidak membuat Firaun menyerah kepada firman Allah dan membebaskan bangsa Israel. 3 Tapi tulah yang kesepuluh bisa membuat Firaun melepaskan mereka. Allah memberi tahu Musa untuk memberi tahu orang-orang bahwa anak pertama dalam setiap keluarga, baik orang Mesir maupun orang Israel, akan dikutuk mati. Pada tengah malam di hari yang sudah ditentukan malaikat maut melewati tanah Mesir dan membunuh anak pertama di setiap rumah.

Itu adalah kabar buruk.

Kabar baiknya adalah Allah menyediakan cara untuk terbebas dari tulah mematikan ini. TUHAN menyuruh Musa memberi tahu setiap keluarga untuk memilih “dombamu ... tidak bercela, berumur setahun ... ambil domba atau kambing.”(Keluaran 12:5) Kemudian, di saat yang sudah ditentukan anak domba akan dibunuh dan darahnya dioleskan di bagian atas dan samping kerangka pintu setiap rumah. Semua yang mengoleskan darah anak domba di tiang pintu dan tetap berada di dalam rumah akan diselamatkan ketika tulah kematian melaluinya.

TUHAN berjanji:

Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu.” (Keluaran 12:13)

Semuanya terjadi seperti yang Allah katakan. Di malam yang sunyi di Mesir itu Allah menyelamatkan semua anak pertama yang berada dibawah darah; sedangkan yang lainnya, termasuk anak pertama Firaun, mati.

Jangan salah bahwa setiap rumah melihat kematian. Ya, setiap rumah.

Anak domba yang mati atau anak pertama yang mati.

Malam itu, mereka yang sudah mengoleskan darah di tiang pintu rumahnya keluar dari kehidupan perbudakan dan tekanan. Mereka keluar sebagai orang yang bebas dan diselamatkan.

Apa harga yang harus dibayarkan atas pembebasan mereka?

Darah anak domba.

Sekali lagi hukum korban penghapus dosa telah mengalahkan hukum dosa dan hukum maut. Di tahun-tahun berikutnya orang Yahudi merayakan Hari Paskah, perayaan tahunan dimana mereka mengingat pembebasan besar yang Allah sediakan melalui darah anak domba.

ALLAH YANG MEMIMPIN UMATNYA

Pada malam Paskah yang pertama Allah memimpin orang Israel keluar dari ikatan Mesir selama empat ratus tahun dan membawa mereka keluar ke padang gurun. Allah berencana membawa mereka kembali ke tanah yang telah dijanjikan-Nya kepada Abraham, Ishak, Yakub, dan keturunan-keturunan mereka. Sepanjang perjalanan, Allah sendiri yang menemani mereka dengan menggunakan cara yang terlihat dan membuat mereka nyaman.

TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.” (Keluaran 13:21)

TUHAN tidak hanya memimpin umat-Nya melalui padang gurun dan memberi mereka penerangan, tapi dengan Tangan-Nya yang Perkasa, Dia membuka jalan melalui Laut Teberau dan membebaskan mereka dari kejaran pasukan tentara Firaun. Kemudian seperti yang telah dijanjikan-Nya kepada Musa, Dia membawa mereka ke Gunung Sinai. 4

Di kaki gunung itu bangsa baru yang berjumlah lebih dari dua juta orang itu mendirikan kemah selama setahun penuh. Bagaimana mereka bisa bertahan hidup di padang gurun yang panas itu? Allah, dengan kebaikan dan kemurahan hati-Nya, menyediakan roti dari langit dan air dari batu. 5 Walaupun bangsa Israel terus menerus tidak berterima kasih, percaya, atau mematuhi Sang Tunggal yang telah membebaskan mereka dari perbudakan, TUHAN selalu setia kepada mereka. Dia menghakimi mereka ketika mereka berdosa terhadap-Nya dan memberkati mereka ketika mereka percaya kepada-Nya. TUHAN melakukan hal ini kepada bangsa pilihan-Nya supaya semua bangsa yang ada di sekitarnya melihat, mengamati dan mengenal cara penebusan-Nya. Allah juga ingin orang-orang mengerti bahwa Dia dapat dikenal secara pribadi.

Setelah memberikan Sepuluh Perintah kepada bangsa Israel (lihat bab lima belas) dan hukum lain, TUHAN memerintahkan orang-orang pilihan-Nya untuk membangun sebuah bait Allah unik yang disebut Tabernakel atau Kemah Pertemuan.

TABERNAKEL

“Mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka. Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya.” (Keluaran 25:8-9)

p class="paragraph">Untuk alasan apakah orang-orang pilihan Allah membangun kemah khusus ini? Dan mengapa perlu dibuat tepat “menurut ... contoh” yang diberikan Allah kepada mereka?

Allah berencana menggunakan tabernakel ini untuk mengajar mereka melalui cara yang terlihat, seperti apakah Dia dan bagaimana cara orang menghadap-Nya.

Dalam Kitab Suci ada lima puluh pasal tentang tabernakel dan hal-hal yang menyertainya jadi tidak bisa semuanya dijelaskan dalam buku ini. Kita hanya bisa memperlihatkan beberapa bagian yang paling mendasar.

SATU JALAN

Allah merancang tabernakel untuk mengajar dunia bahwa walaupun Dia sangat suci, Dia masih ingin berdiam bersama orang-orang. Tapi, ada penghalang besar antara Allah dan manusia.

Penghalang itu adalah DOSA.

Kemah khusus yang menjadi simbol kehadiran Allah diantara manusia ada di dalam sebuah halaman yang besar dikelilingi tembok segi empat. Pagar halaman ini terdiri dari pilar perunggu dan kain linen yang halus. Tingginya dua setengah meter - cukup tinggi supaya tidak ada yang bisa melihat ke baliknya. Allah ingin manusia mengerti bahwa mereka tertutup dari hadirat-Nya. Itu adalah kabar buruknya.

Kabar baiknya adalah Allah menyediakan cara bagi pendosa untuk datang mendekat kepada-Nya. Di temboknya ada pintu yang terbuat dari benang biru, ungu, dan merah. Pendosa bisa mendekati Allah dengan masuk melalui pintu satu-satunya itu 6 sambil membawa anak domba atau korban yang pantas lainnya.

TUHAN memberi tahu bangsa Israel untuk membangun altar besar yang terbuat dari kayu akasia dan melapisinya dengan perunggu. Altar ini diletakkan di antara pintu dan kemah khusus Allah. Orang yang membawa korban penghapus dosa meletakkan tangannya di atas kepala hewan tak bersalah itu dan mengakui keadaan mereka sebagai pendosa yang tak berdaya. Kemudian hewan itu disembelih dan tubuhnya dibakar di atas altar. Sekali lagi Allah memberi tahu manusia bahwa hukum dosa dan hukum maut hanya bisa dikalahkan oleh hukum korban keselamatan. 7

Peraturan Allah sudah jelas. Tanpa pertumpahan darah, tidak ada penutupan dosa. Tanpa penutupan dosa, tidak ada perbaikan hubungan dengan Allah.

Allah memberi tahu Musa untuk membangun kotak kayu unik yang dilapisi emas. Benda ini disebut Tabut Perjanjian. Tabut ini adalah simbol tahta Allah di surga. Loh batu yang dipakai Allah menuliskan Sepuluh Perintah disimpan dalam tabut keemasan ini. Tutupnya yang terbuat dari emas, disebut Tutup Pendamaian, dinaungi dua kerub yang terbuat dari emas. Kerub adalah malaikat yang sangat indah yang mengelilingi tahta Allah di surga. Allah memberi tahu Musa untuk menempatkan Tabut Perjanjian di dalam ruang bagian dalam dari tabernakel.

TEMPAT PALING SUCI

Tabernakel dibagi ke dalam dua ruangan. Ruangan bagian depan disebut Tempat Kudus dan ruangan bagian dalam disebut Kemah Suci atau Tempat Terkudus dari yang Kudus. Tempat ibadah bagian dalam ini “hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya ... surga sendiri. (Ibrani 9:24)

Kemah Suci melambangkan Taman Firdaus, tempat kediaman Allah. Ruangan khusus ini berbentuk seperti kubus - dengan panjang, lebar, dan tinggi yang sama. Hampir di bagian akhir penjelajahan Kitab Suci, kita akan melihat kota surgawi yang juga berbentuk kubus dan suatu hari akan menjadi tempat kediaman bagi orang-orang yang percaya,.

Orang-orang berkata bahwa katedral, bangunan gereja, mesjid, sinagoga, atau kuil adalah tempat suci walaupun dipenuhi oleh orang-orang yang menolak cara penebusan Allah. Kesucian yang sesungguhnya tidak diperoleh dengan memasuki gedung tertentu tapi dengan menerima persyaratan Allah tentang pengampunan dan kebenaran.

TABIR

Bagian luar tabernakel terlihat sederhana: sebuah tenda besar terbuat dari kulit binatang. Terlihat biasa saja di bagian luar tapi sangat indah mencengangkan di bagian dalam. 8

Kedua ruangan tabernakel dipisahkan oleh kain tebal yang disebut tabir.

“Haruslah kaubuat tabir dari kain ungu tua, dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya; haruslah dibuat dengan ada kerubnya, buatan ahli tenun” (Keluaran 26:31).

Tabir itu menutup manusia dari Kemah Suci sebagai tempat hadirat Allah yang mulia dan terang. Bagi semua orang, tabir itu menyatakan: JANGAN MASUK atau MATI!

Tabir istimewa ini melambangkan standar kebenaran Allah. Allah telah memberi tahu manusia tentang standar itu dengan memberikan Sepuluh Perintah kepada Musa. Tapi, kesepuluh perintah itu hanya memberikan pandangan terbatas tentang kehendak Allah. Rencana tertinggi Allah adalah mengirimkan Anak-Nya ke dunia yang akan memperlihatkan apa yang dikehendaki Allah: KESEMPURNAAN.

Mesias akan menjadi standar Allah. Allah merancang tabir untuk membuat kita memikirkan-Nya.

Tabir indah ini terbuat dari kain linen halus yang menggambarkan kesucian Mesias. Dia suci tanpa dosa.

Ada tiga warna indah yang dipintal di kain itu - biru, ungu, dan merah.

Biru = warna langit. Mesias adalah Allah dari surga.

Merah = warna bumi, manusia dan darah. 9 Mesias akan mengambil rupa manusia yang mempunyai daging dan darah untuk menderita dan mati sebagai ganti pendosa.

Ungu = perpaduan warna biru dan merah. Mesias akan menjadi Manusia Allah. Ungu adalah warna kebangsawanan: Mesias akan membangun kerajaan spiritual-Nya dalam hati mereka yang percaya kepada-Nya. Di kemudian hari Dia akan membangun kerajaan jasmani di dunia.

Seperti warna ungu yang adalah warna tengah antara biru dan merah, Mesias juga akan menjadi penengah antara Allah dan manusia.

“Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.” (1 Timotius 2:5-6)

AWAN KEMULIAAN

Ketika tabernakel telah selesai dibuat dan semuanya berada di tempat yang sesuai dengan rencana Allah, Dia menurunkan kemuliaan hadirat-Nya dari tahta surgawi - dibungkus awan yang agung.

“Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci.” (Keluaran 40:34-35)

TUHAN menempatkan cahaya kehadiran-Nya di Kemah Suci di antara dua kerub yang ada di Tutup Pendamaian dari Tabut Perjanjian.

Melalui cara yang terlihat Allah datang untuk bersama orang-orang-Nya.

“TUHAN itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. Ia duduk di atas kerub-kerub, maka bumi goyang!” (Mazmur 99:1)

Dengan menempatkan kemuliaan-Nya di Kemah Suci dan Awan-Nya di atas tabernakel, Sang Pencipta sedang mengajarkan sebuah pelajaran penting kepada bangsa-bangsa di dunia dan generasi-generasi yang akan dilahirkan kemudian: satu Allah yang benar mengundang pendosa untuk berhubungan dengan-Nya tapi dengan persyaratan tertentu.

GAMBARAN YANG TERLIHAT

Tabernakel menyediakan banyak bantuan yang terlihat bagi mereka yang ingin mengetahui tentang Allah dan rencana-Nya bagi manusia.

Bayangkan keadaannya.

Sesuai dengan perintah Allah yang tepat, bangsa yang dibebaskan dari perbudakan ini - kedua belas suku Israel - telah mendirikan tenda-tenda di kaki Gunung Sinai dalam formasi yang membentuk salib. Tabernakel ada di tengah, dengan tiga suku mendirikan tenda di sebelah selatan, tiga suku lain di sebelah utara, tiga suku di sebelah barat, dan tiga suku di sebelah timur. 10 Dengan adanya awan kemuliaan yang bersinar di atas, tidak ada yang dapat menyangkal kehadiran Allah di tengah-tengah mereka.

Ada pelajaran lain yang bisa dipelajari dengan melihat kemah tabernakel yang dikelilingi tembok kain linen putih dan hanya mempunyai satu pintu. Di dalam pintu itu ada sebuah altar. Pendosa tertutup dari kemuliaan Allah kecuali mereka mendekati-Nya melalui pertumpahan darah yang menjadi simbol pengorbanan yang sempurna.

“Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa. (Imamat 17:11)

Tidak ada pengampunan dosa tanpa dibayar dengan kematian. Karena manusia tidak mungkin membawa korban persembahan ke tabernakel setiap kali mereka berdoa, Allah memerintahkan seekor anak domba disembelih dan dibakar di atas altar setiap hari sepanjang tahun: setiap pagi dan malam. Semua yang percaya kepada TUHAN dan rencana-Nya bisa menikmati manfaat persembahan yang dilakukan setiap hari yaitu memperbaharui hubungan mereka dengan Pencipta mereka.

“Inilah yang harus kauolah di atas mezbah itu: dua anak domba berumur setahun, tetap tiap-tiap hari. Domba yang satu haruslah kauolah pada waktu pagi dan domba yang lain kauolah pada waktu senja ... korban bakaran yang tetap di antara kamu turun-temurun, di depan pintu Kemah Pertemuan di hadapan TUHAN. Sebab di sana Aku akan bertemu dengan kamu, untuk berfirman kepadamu.” (Keluaran 29:38-39, 42)

HARI PENDAMAIAN

 Untuk lebih lanjut menggambarkan kebenaran-Nya, Allah memberi tahu umat-umat-Nya bahwa ada satu cara bagaimana mereka bisa masuk ke dalam Kemah Suci - ruangan khusus yang menjadi simbol surga. Sehari dalam setahun seorang pria khusus yang terpilih, yang disebut imam besar, diperbolehkan memasuki tempat ibadah suci. Di Hari Pendamaian 11 imam besar boleh melewati tabir. Dia harus membawa darah kambing dan memercikkannya tujuh kali ke atas Tutup Pendamaian, tutup Tabut Perjanjian. Jika imam besar memasuki hadirat Allah dengan cara lain, dia akan mati.

Pemercikan darah berarti Allah berjanji untuk mengampuni dosa orang Israel di tahun selanjutnya - hanya jika mereka percaya kepada-Nya dan persediaan-Nya.

Semua rincian tentang tabernakel, perabotan, dan kegiatannya dirancang untuk memberikan gambaran yang jelas kepada dunia tentang bagaimana pendosa yang terkutuk bisa menutup dosa mereka dan memperbaiki hubungan mereka dengan Sang Pencipta yang sangat suci. Semuanya mengacu pada Mesias yang dijanjikan dan misi-Nya.

Selama berabad-abad kemudian dengan menggunakan saluran bangsa terpilih ini, TUHAN menyiarkan ratusan gambar dan mengkomunikasikan janji-janji indah kepada dunia yang tersesat dalam dosa.

BAIT ALLAH DAN KORBAN PERSEMBAHAN

Lima ratus tahun setelah Musa dan anak-anak Israel membangun kemah khusus untuk menjadi tempat hadirat TUHAN, Allah memerintahkan Raja Salomo untuk mengganti tabernakel yang bisa dipindah-pindah dengan bait Allah yang lebih permanen. Rancangan bangunan baru di Yerusalem ini mirip dengan tabernakel tapi jauh lebih besar dan lebih indah. Bait Allah yang dibuat Salomo menjadi keajaiban arsitektur jaman kuno.

Sama seperti kemuliaan Allah turun dari surga untuk memenuhi Kemah Suci di tabernakel di hari peresmiannya, hadirat Allah yang mulia dan bercahaya turun dan memenuhi bait Allah juga.

“Setelah Salomo mengakhiri doanya, apipun turun dari langit memakan habis korban bakaran dan korban-korban sembelihan itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi rumah itu. Para imam tidak dapat memasuki rumah TUHAN itu, karena kemuliaan TUHAN memenuhi rumah TUHAN.” (2 Tawarikh 7:1-2)

Bait Allah itu dibangun di punggung bukit gunung yang sama tempat Abraham mengorbankan seekor domba jantan sebagai pengganti anaknya seribu tahun sebelumnya. 12 Untuk mendedikasikan bait Allah khusus ini kepada Allah, Raja Salomo memesan 120.000 domba dan 22.000 kerbau untuk dikorbankan. 13 Kemewahan ini menjadi lambang betapa berharganya darah yang akan tercurah seribu tahun kemudian di bukit yang tak jauh dari situ.

Sejak jaman Adam, Habel, Abraham, dan lain-lain jutaan simbol pertumpahan darah dipersembahkan di atas altar untuk menutup dosa - dari tahun ke tahun.

Kemudian Mesias datang.


1. Saya pernah menghitung “cerita pengorbanan” dalam Perjanjian Lama tapi setelah mendapatkan cerita ke-200, saya berhenti! Empat kata: “darah”, “korban”, “persembahan”,dan “altar” disebutkan 1.400 kali dalam Kitab Suci.

2. Kejadian 15:13-14 “Firman TUHAN kepada Abram: “Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak.” Penggenapan janji Allah dicatat dalam Keluaran 1:1-12; 12:35-41. Allah itu agung. Rencana-rencana-Nya selalu terjadi.

3. Keluaran 5-11

4. Beberapa waktu sebelumnya dalam semak yang terbakar di Gunung Sinai, Allah berjanji kepada Musa: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini” (Keluaran 3:12).

5. Keluaran 13-17; “Dibuka-Nya gunung batu, maka terpancarlah air, lalu mengalir di padang-padang kering seperti sungai” (Mazmur 105:41).

6. Keluaran 28:9-19; Kemudian ketika Mesias ada di dunia, Dia berkata, “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat (Yohanes 10:9). Setiap hal dalam tabernakel menunjuk kepada-Nya dan perbuatan-Nya.

7. “Lalu ia harus meletakkan tangannya di atas kepala persembahannya itu, dan menyembelihnya di depan pintu Kemah Pertemuan, lalu anak-anak Harun, imam-imam itu haruslah menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya … Anak-anak Harun harus membakarnya di atas mezbah” (Imamat 3:2,5).

8. Tabernakel adalah gambaran Juruselamat yang akan datang ke dunia dari surga. Bagi mereka yang benar-benar mengenal Juruselamat, “Segala sesuatu padanya menarik” (Kidung Agung 5:16) - seperti bagian dalam tabernakel. Kepada mereka yang tidak mengenal-Nya, “Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia” (Yesaya 53:2-3) - seperti bagian luar tabernakel.

9. Adam (Adamah) adalah bahasa Ibrani untuk laki-laki, yang secara harafiah berarti “bumi merah” karena Allah menciptakan Adam dari tanah bumi.

10. Bilangan 3:23-39

11. Imamat 16; Saat ini orang Yahudi menyebut Hari Pendamaian dengan kata Yom Kippur tapi Hari itu berbeda dari arti aslinya karena tidak ada Bait Allah, tidak ada imam, dan tidak ada korban anak domba. Ironisnya salah satu lambang Judaism saat ini adalah tembok (Tembok Barat; tembok penahan yang dibangun Herodes Agung untuk memperbesar daerah Gunung Bait Allah). Orang Yahudi berdiri di depannya setiap hari dan berdoa bagi Mesias – yang sudah datang – untuk datang! Seperti yang dinubuatkan para nabi, bangsa Yahudi itu buta secara spiritual (Yesaya 6:10; 53:1; Yeremia 5:21; Yehezkiel 12:2; 2 Korintus 3:12-4:6). Suatu hari nanti mata mereka akan dibuka untuk mengerti bahwa Yesus (Yeshua) adalah Ia yang sudah menggenapi simbol bait Allah, imam, dan korban (Ibrani 8–10; Efesus 2). Tembok kebutaan spiritual akan runtuh (Efesus 2:14; Roma 9-11). Lihat bab lima SATU ALLAH SATU PESAN, dibawah sub judul: NUBUAT TENTANG MANUSIA. Juga baca catatan akhir bab lima.

12. 2 Tawarikh 3:1 bandingkan dengan Kejadian 22:2. Inilah tempat yang sama dimana umat Muslim membangun mesjid Kubah Batu pada abad ke-7.

13. 2 Tawarikh 7:5