Epilog

Menulis buku ini merupakan perjalanan yang menggembirakan bagi saya. Saya mendapat begitu banyak berkat yang melebihi bayangan saya dengan merenungkan Pencipta dan Penebus saya yang mulia serta cerita dan pesan-Nya yang indah dan tiada bandingannya. Selama proyek ini saya bisa merasakan dengan jelas kehadiran dan bimbingan-Nya. Bagi-Nyalah segala pujian.

TERIMA KASIH

Walaupun saya berusaha untuk tidak membuat daftar panjang berisi nama-nama tapi tanpa perlu diragukan lagi: buku ini tidak akan menjadi seperti ini tanpa dukungan dan kesabaran dari istri saya, Carol, dan masukan berharga dari teman-teman dan keluarga yang berbakat. Sampul depan dan gambar-gambarnya dibuat oleh saudara saya, Dave. Dari lubuk hati terdalam saya ucapkan banyak terima kasih.

“Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya.” (Ibrani 6:10)
Saya juga bersyukur atas banyaknya umat Muslim yang mengirimkan e-mail sehingga saya termotivasi untuk menulis buku ini.

Yang paling penting saya ingin berterima kasih kepadamu karena sudah bergabung dalam perjalanan singkat ini. Saya menyebutnya singkat karena sebetulnya bisa lebih panjang. Ayat-ayat Kitab Suci yang kita baca di sepanjang perjalanan ini kurang dari 4% dari seluruh ayat yang ada dalam Kitab Suci. Jadi walaupun perjalanan kita sudah selesai, sebenarnya kita baru saja mulai.

PERJALANAN YANG BERKELANJUTAN

Walaupun satu Allah yang benar sudah membuat rencana-Nya menjadi sederhana bagi orang-orang yang mau memahaminya, Ia sendiri adalah Allah yang majemuk, agung, dan tak terbatas. Malaikat ataupun manusia tidak akan bisa memahami segala hal yang harus diketahui tentang Dia. Rasul Yohanes menyatakannya dalam ayat terakhir Kitab Suci:

“Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis ini.” (Yohanes 21:25)

Saya ingin mengungkapkan bahwa hal yang mungkin paling sulit dalam penulisan SATU ALLAH SATU PESAN adalah pemilihan ayat mana yang harus dicantumkan dan mana yang tidak. Sungguh, Firman Allah tidak ada batasnya. Rasanya enak dan mengenyangkan jiwa. Seperti yang ditemukan teman kita di Libanon (bab 7), “Saya sadar bahwa dengan berkata ‘saya sudah membaca Kitab Suci’ belumlah cukup. Kitab Suci harus terus menerus dibaca.”

Setelah kamu menyelesaikan perjalanan ini, kamu bisa kembali menjelajahi SATU ALLAH SATU PESAN dari awal dan membaca ayat-ayat yang ada, langsung dari Kitab Suci dan membaca keseluruhan bagian dari ayat tersebut. Lebih baik lagi jika kamu membaca keseluruhan Kitab Suci sambil mengucapkan doa ini:

‘Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.” (Mazmur 119:18)

Jika kamu perlu dokumen atau penjelasan lain, kamu bisa melihatnya di bab catatan akhir. Luangkan waktu untuk merenungkan bab pertanyaan yang ada di bagian akhir buku ini untuk meninjau ulang. Jangan ragu menyurati saya untuk mengomentari buku ini atau mengajukan pertanyaan. Saya akan senang mendengar darimu walau e-mail-mu menggerakkan saya untuk menulis buku lain!

Saya pamit dengan memberimu berkat yang sudah berumur 3.500 tahun:

“TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya
  dan memberi engkau kasih karunia;
 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu
  dan memberi engkau damai sejahtera.”
  (Bilangan 6:24-26)

P. D. Bramsen

pb@rockintl.org

One God One Message