14
KUTUKAN

Waktu menutup-nutupi dan beralasan sudah berakhir.

Adam telah memilih jalurnya sendiri tapi dia tidak memilih akibat dari jalurnya. Semua ciptaan harus diam ketika Hakim Adil menyatakan serangkaian kutukan dan akibat yang mengiringi dosa manusia.

SANG ULAR

Allah mulai dengan menyatakan kutukan kepada seekor "ular".

“Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: ‘Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.’” (Kejadian 3:14-15)

Siapa ular yang sedang Allah ajak bicara? Apakah Sang Pencipta marah pada seekor binatang melata?

Firman Allah dalam Kitab Suci kadang-kadang mempunyai dua arti, terutama dalam perumpamaan dan nubuat. Ada pengertian luar yang sudah jelas dan ada pengertian mendalam yang kurang jelas. Seperti itulah pernyataan diatas itu.

Kutukan yang diberikan kepada ular mempunyai dua arti.

ARTI 1: PENGGAMBARAN KEKEKALAN

Pertama, dengan mengutuk (mengucapkan penghukuman) sang ular, TUHAN memperlihatkan pelajaran tentang kekekalan kepada manusia. Hewan melata yang digunakan Satan untuk menggoda manusia sejak saat itu akan merayap di tanah. Semua ular akan mengalami hal yang sama. Sebelum Adam dan Hawa berdosa, ular dan hewan melata lain mempunyai kaki. Sampai saat ini beberapa spesies ular, seperti piton dan boa, mempunyai sisa-sisa tulang kaki atas. 1

Dosa menghasilkan rasa bersalah dan rasa tidak bersalah yang berakibat jauh. Karena dosalah maka “segala makhluk sama-sama mengeluh” (Roma 8:22). Bahkan hewan duniawi yang tidak bersalah pun dipengaruhi.

Sangat logis bahwa pilihan manusia untuk berdosa disebut Kejatuhan.

ARTI 2: KUTUKAN LANGSUNG BAGI SATAN

Kitab Suci mengatakan, “Nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri.”(2 Petrus 1:20) Kitab Suci menafsirkan Kitab Suci. Apa yang Allah nyatakan dalam bagian kedua dari kutukan-Nya kepada “ular” mendorong kita untuk menggali Kitab Suci lebih dalam.

“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kejadian 3:15)

Siapakah ular yang sedang Allah ajak bicara? Kitab Suci menyatakan bahwa ular itu adalah malaikat sombong yang “jatuh ke bumi.” (Yesaya 14:12) Dialah si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia.” (Wahyu 12:9) 2

Tidak lain dan tidak bukan, si ular adalah Satan.

Dengan menggunakan bahasa yang cocok bagi ular, TUHAN menyatakan kutukan kepada iblis dan semua yang mengikutinya. Akan ada “permusuhan” (perseteruan)antara keturunanSatan dan Keturunan sang perempuan. Di akhir jaman: keturunan sang perempuan akan menghancurkan “kepala” sang ular.

Semuanya akan tergenapi sesuai waktu Allah.

DUA KETURUNAN

Apa maksud dua keturunan ini? Siapakah keturunan ular dan keturunan perempuan?

Keturunan ular adalah mereka yang memberontak terhadap Allah seperti yang dilakukan Satan. Mereka yang mengikuti kebohongan Satan adalah anak-anak setan, secara spiritual.

“Iblislah bapakmu, dan kalian mau menuruti kemauan bapakmu. Sedari permulaan Iblis itu pembunuh. Ia tidak pernah memihak kebenaran, sebab tidak ada kebenaran padanya. Kalau ia berdusa, itu wajar, karena sudah begitu sifatnya. Ia pendusta dan asal segala dusta.” (Yohanes 8:44 BIS)

Kalau begitu siapakah Keturunan perempuan?

Ini adalah konsep yang unik. Sepanjang sejarah dalam Kitab Suci, keturunan seseorang biasanya dilihat dari pihak laki-laki, bukan dari pihak perempuan. Tapi di hari ketika dosa turun ke dunia, Allah berbicara tentang keturunan perempuan. Mengapa?

Pernyataan Allah ini adalah nubuat pertama tentang Mesias yang akan dilahirkan dari seorang wanita tapi bukan dari seorang laki-laki. Mesias secara harafiah berarti Yang Diurapi atau Yang Terpilih. Dalam Kitab Suci setiap kali seorang laki-laki dipilih Allah untuk menjadi seorang pemimpin maka seseorang yang diberi wewenang, seorang nabi misalnya, akan mengurapinya (menuangkan minyak ke atas kepalanya) untuk menunjukkan bahwa dia telah dipilih Allah untuk suatu tugas tertentu. 3

Tapi Mesias akan lain daripada yang lain. Dialah satu-satunya yang akan Diurapi. Di saat yang tepat dalam sejarah, Yang Dipilih Allah akan masuk ke dalam dunia untuk memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.” (Ibrani 2:14-15)

Walaupun Allah tidak mengungkapkan semua rencana-Nya di hari ketika dosa memasuki umat manusia, nubuat awal ini memberi secercah harapan kepada Adam dan Hawa serta keturunannya. Janji awal ini mencakup banyak kebenaran mendasar yang kemudian akan diuraikan nabi-nabi Allah secara rinci. 4

KUTUKAN

Mengikuti nubuat yang diungkapkan Allah tentang Keturunan perempuan yang akan menghancurkan kepala ular, TUHAN memberi tahu Adam dan Hawa beberapa akibat dosa mereka. Akibat itu dikenal sebagai Kutukan.

“Firman-Nya kepada perempuan itu: ‘Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.’

Lalu firman-Nya kepada manusia itu: ‘Karena engkau mendengarkan perkataan istrimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.’” (Kejadian 3:16-19)

Pilihan Adam dan Hawa untuk memberontak terhadap Pencipta mereka diikuti hal yang menyeramkan.

Suka cita memiliki keluarga akan diikuti kesusahan dan kesakitan. Tanah bumi yang seharusnya secara alami menghasilkan biji-bijian, buah-buahan, dan sayur-sayuran dikutuk untuk secara alami mengeluarkan rumput liar, duri, dan rumput duri. Istirahat dan kenikmatan akan digantikan dengan usaha dan kerja keras. Yang lebih parahnya, sepanjang kehidupan manusia akan selalu dibayang-bayangi sang tiran yang bernama Kematian.

Manusia kehilangan kuasa. Dosa membawa kutukan.

APAKAH KEMATIAN ITU BIASA?

Mereka yang tidak mempedulikan Kitab Suci cenderung menganggap kerja keras, kehilangan, penderitaan, hubungan yang putus, penyakit, usia tua, dan kematian sebagai hal yang biasa. Mengerti kebenaran tentang kutukan dosa adalah salah satu kunci untuk mengerti mengapa sesuatu terjadi dalam planet yang penuh keluh kesah ini. Banyak orang pandai menunjukkan keadaan manusia yang menyedihkan merupakan bukti ketiadaan Allah. Mereka berkata begitu karena mereka tidak mengetahui masuknya dosa dan akibatnya. 5

Di Senegal kadang-kadang orang berkata (biasanya dalam pemakaman), “Allah menciptakan kematian sebelum Dia menciptakan kehidupan.” Banyak orang menghibur dirinya dengan filosofi tersebut. Tapi pemikiran seperti itu bertolak belakang dengan logika dan dengan Kitab Suci yang menggambarkan kematian sebagai “musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.” (1 Korintus 15:26)

Kejahatan, kesedihan, kerja keras, penderitaan, dan kematian terlihat biasa tapi sebenarnya tidak biasa bagi dunia ini sama seperti sel kanker yang dianggap tidak biasa bagi tubuh manusia yang sehat.

Duri pada bunga mawar yang harum, usaha keras untuk menuai tanaman, sifat keras kepala pada anak-anak kecil yang lucu, cara seorang suami memperlakukan istrinya yang cantik dengan salah, kesakitan yang mengikuti keajaiban proses kelahiran bayi, penyakit yang menggerogoti sistem kekebalan tubuh, jahatnya usia tua, kenyataan yang kejam tentang kematian, dan tubuh kita yang akan kembali menjadi tanah - semuanya itu bukan bagian dari rencana awal Allah.

Allah tidak merancang ciptaan untuk melawan dirinya sendiri.

Sebelum ada dosa, manusia mempunyai kuasa atas ciptaan. Semuanya tunduk kepada Adam dan istrinya. Kebenaran dan kedamaian memenuhi dunia. Tapi kemudian nenek moyang pertama kita jatuh ke dalam jalan dosa dan maut dan bersamanya turut serta umat manusia yang cemar dan sekarat.

SEMUA CIPTAAN TERCEMARI

“Tapi itu tidak adil!” ucap seseorang, “Mengapa semua orang harus menderita karena dosa seseorang?”

Setiap kita membuat pilihan sendiri dan karena pilihan itulah Allah menunjuk kita untuk bertanggung jawab tapi memang benar bahwa kita hidup dalam dunia yang dikutuk. Kenyataan yang ada dalam pepatah Wolof membuktikan: “Sebuah wabah tidak hanya terbatas pada penyebabnya.”

Itulah sifat alami dosa. Hidup tidak lagi adil. Sebagai akitab satu dosa Adam “segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.”(Roma 8:22)

Semuanya dipengaruhi kutukan dosa.

Kabar baiknya adalah sejak semula Pencipta kita mempunyai rencana penyelamatan yang berani. Seperti seorang pembuat jam membuat sebuah mekanisme di dalam jam yang bisa disesuaikan untuk menangani hal-hal yang menyebabkan jam itu tidak tepat waktu, Pencipta alam semesta juga membuat sebuah “mekanisme” supaya Dia bisa mengatasi kekuatan Satan, dosa, dan maut yang menghancurkan. Sejak awal Allah mempunyai tujuan dengan mengijinkan dosa masuk dan mempunyai rencana untuk membalikkan kutukan dosa dan memperlihatkan kasih karunia kepada semua yang percaya kepada-Nya.

Tidak ada kesedihan, kesakitan, dan kematian di awal cerita Allah dan tidak akan ada juga di akhir cerita. Suatu hari dosa dan kutukannya akan dihapuskan.

“Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu ... Maka tidak akan ada lagi laknat (Wahyu 21:4; 22:3).

Kita akan belajar tentang masa depan yang luar biasa ini di akhir perjalanan kita.

KASIH KARUNIA ALLAH

Apakah kamu ingat apa yang dilakukan Adam dan Hawa setelah mereka makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat?

Mereka membuat penutup dari daun ara. Itulah usaha pertama manusia untuk menutupi dosa dan rasa malunya. Allah tidak menerima usaha Adam dan Hawa. Sebaliknya, Dia melakukan sesuatu untuk mereka.

“TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk istrinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.” (Kejadian 3:21)

Allah menyediakan pakaian dari kulit binatang bagi Adam dan Hawa. Hal ini dilakukan dengan adanya pertumpahan darah.

Bayangkan bagaimana TUHAN memilih domba atau binatang lain yang cocok, mengorbankan mereka dan kemudian membuat pakaian bagi Adam dan Hawa. Allah sedang mengajarkan mereka pelajaran penting tentang mahalnya harga dosa, tentang sifat alami Allah yang suci, dan tentang betapa tidak pantasnya pendosa diterima oleh-Nya.

Dengan menyediakan pakaian khusus bagi Adam dan Hawa, Pencipta mereka menunjukkan kasih karunia-Nya kepada mereka yang baru saja memberontak terhadap-Nya. Mereka tidak layak menerima kebaikan Allah tapi itulah kasih karunia: kebaikan yang tidak layak kita terima.

Keadilan adalah menerima apa yang layak kita terima (= hukuman kekal).

Kasih setia adalah tidak menerima apa yang layak kita terima (= tidak ada penghukuman).

Kasih karunia menerima apa yang tidak layak kita terima (= kehidupan kekal).

KEBENARAN ALLAH

Dengan membunuh binatang bagi Adam dan Hawa, Allah ingin mereka mengerti bahwa Allah bukan saja “Allah penyayang,”tapi juga “Allah yang adil.”(Mazmur 86:15; Mazmur 7:9)Dosa harus dihukum dengan kematian. Bayangkan pikiran Adam dan Hawa ketika mereka melihat darah tercurah dari ciptaan yang indah dan tak bersalah. Allah telah memperlihatkan gambaran yang jelas di depan mereka: hukuman bagi dosa mereka adalah kematian.

Allah sendiri yang melakukan pengorbanan darah pertama. Akan ada jutaan pengorbanan lainnya.

Perhatikan juga bahwa TUHAN-lah yang “mengenakan kepada mereka” pakaian kulit binatang yang telah disediakan-Nya. Adam dan Hawa telah berusaha menutupi dosa dan rasa malu mereka tapi usaha mereka tidak memuaskan Allah. Dia sendiri yang mempunyai pemecahan atas masalah dosa mereka. Allah ingin mereka mengerti ini. Dia juga ingin kita mengerti ini.

PENDOSA DIHALAU

Kitab Kejadian pasal 3 diakhiri dengan:

“Berfirmanlah TUHAN Allah: ‘Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.’ Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub [malaikat istimewa yang mengelilingi tahta surgawi Allah] dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.” (Kejadian 3:22-24)

Seperti Lucifer dan malaikat-malaikatnya diusir dari Taman Firdaus surgawi setelah mereka memaksakan kehendak mereka melawan kehendak Allah, manusia dan istrinya juga diusir dari taman firdaus dunia ketika mereka bertindak melawan kehendak Allah.

Karena itu manusia dilarang berada dalam hadirat Allah yang suci dan dari pohon kehidupan (jangan bingung dengan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat). Hampir di akhir penjelajahan Kitab Suci kita akan melihat pohon istimewa ini di Taman Firdaus surgawi. Pohon kehidupan adalah simbol hadiah kehidupan kekal yang Allah berikan kepada semua yang percaya kepada-Nya dan rencana-Nya.

Dengan makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Adam dan Hawa menolak jalan kehidupan kekal dan memilih jalan kematian kekal. Hubungan surga dan dunia yang indah telah dirusak oleh dosa.

Adam dan Hawa berada dalam masalah serius. Kita juga.


1. “Beberapa jenis ular (piton dan boa) memiliki benjolan bentuk kaki kecil di dalam lapisan kulitnya serta kuku kaki yang keluar dari ujung benjolan tersebut. Benjolan-benjolan ini terletak dekat perut bagian belakang (dekat anusnya). Sebenarnya benjolan ini bukan kaki tetapi sisa tulang paha. Ular jantan menggunakan benjolan ini selama mencari betina dan ketika berkelahi—bukan waktu berjalan. Tiada jenis ular lain yang memiliki kaki.” (www.wonderquest.com/snake-legs.htm/ ada fotonya juga) Beberapa orang mengartikan kenyataan biologi ini sebagai pendukung dugaan evolusi. Yang perlu dimengerti adalah anatomi ular sesuai dengan yang dicatat dalam Kitab Suci ribuan tahun yang lalu.

2. Juga: Wahyu 20:2; Lukas 10:18; dan 2 Korintus 11:3,14: “sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya ...,” maka “Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.”

3. Keluaran 29:7; 1 Samuel 10:1; 2 Raja-raja 9:6; Mazmur 45:7

4. Bab 18 memperlihatkan tiga alasan mengapa Allah membuat rencana penyelamatan-Nya secara rahasia. Salah satu kesenangan dalam mempelajari Kitab Suci secara kronologis adalah menemukan drama penjelasan rencana Allah untuk membebaskan pendosa dari Satan, dosa, dan kematian. Dengan kebijaksanaan-Nya Allah mengungkapkan rencana-Nya sedikit demi sedikit, “mesti begini mesti begitu, tambah ini, tambah itu” (Yesaya 28:10).

5. Dalam sebuah cerita komik yang berjudul, “You Call That Intelligent?” Time Magazine meremehkan konsep Perancang Yang Cerdas (Allah): “Mengapa proses penuaan tidak bisa dijadikan lebih nyaman dan indah? Misalnya, bagaimana kalau orang tua tidak berkeriput dan lemah tetapi hanya melenyap dengan indah?” (Handy, Bruce and Glynis Sweeny. Time, 4Juli 2005, hal. 90) Selain itu buku yang berjudul The Improbability of God dalam sebuah bab yang berjudul Neither Intelligent nor Designed menyatakan: “Bukankah hanya kesombongan manusia yang luar biasa yang mengajukan Intelligent Design bagi makhluk yang tidak dirancang dengan baik?” (Bruce and Frances Martin in The Improbability of God by Michael Martin and Ricki Monnier. Amherst, NY: Prometheus Books, 2006, hal. 220)